Saturday, April 28, 2012
Anez, Perpustakaan Pribadi dan Kenangannya
Oleh : Bambang Haryanto
Email : humorliner (at) yahoo.com
D.A.R.Y.L.
Sebuah film fiksi ilmiah tentang robot yang ingin menjadi manusia.
Atau White Nights, film berlatar belakang kelompok balet Rusia, dibintangi Mikhail Nikolaevitch Baryshnikov (sekaligus kisah nyata dirinya) yang ingin membelot ke AS.
Sementara itu penari tap dance kulit hitam AS yang muak terhadap ketidakadilan sistem kapitalis AS justru ingin membelot ke Rusia.
Kita pernah berbagi cerita tentang hal itu,Anez. Juga tentang Uri Geller, si pembengkok sendok. Tentang carbon dating, karena kau kuliah di Arkeologi UI.
Atau sama-sama mendengar cerita Bapak Taufik tentang masakan khas Senegal di meja makan rumah Cilandak. Berempat bersama Ibu Bintari. Sambil menowel sambal dari cobek batu.
Saat itu saya sudah mempromosikan cabuk, makanan khas Wonogiri. Tetapi bahasa terlalu terbatas untuk menggambarkannya secara utuh, baik wujud atau pun rasanya.
Itu tahun 1986.
Tahun 2011, di rumah yang sama, saya bisa menemui Bapak lagi. Berjam-jam berbagi obrolan. Juga sempat melihat-lihat koleksi buku-buku perpustakaan pribadimu dengan subjek yang luas.
Dari teknik pilate, rumus Mars dan Venus-nya John Gray, karya Ken Blanchard sampai The Essential Koran-nya Thomas Cleary. Hanya saja kini, tak ada lagi ibu, juga tak ada dirimu.
Widhiana Laneza Taufik.
Brussels, 28 April 1963.
Bali, 20 Desember 2005.
Di ulang tahunmu hari ini, 28 April, terlantun doa :
semoga kau kini sejahtera disisiNya.
Wonogiri, 28/4/2012
Monday, April 02, 2012
Kindle, iPad versus Buku Masa Depan
Perangkat atau gadget untuk membaca buku
seperti Kindle-nya Amazon atau iPad-nya Apple,
ternyata bukan sarana yang sempurna.
Pembaca mudah capek ketika harus memelototi layar,
bikin pedih di mata,membutuhkan kacamata khusus,
dan kerumitan lainnya.
Kartunis Grant Snider di surat kabar terkenal
The New York Times (30/3/2012)
telah menerawang hadirnya buku masa depan.
Selamat mencicipi buku masa depan !
Wonogiri, 3/4/2012
seperti Kindle-nya Amazon atau iPad-nya Apple,
ternyata bukan sarana yang sempurna.
Pembaca mudah capek ketika harus memelototi layar,
bikin pedih di mata,membutuhkan kacamata khusus,
dan kerumitan lainnya.
Kartunis Grant Snider di surat kabar terkenal
The New York Times (30/3/2012)
telah menerawang hadirnya buku masa depan.
Selamat mencicipi buku masa depan !
Wonogiri, 3/4/2012
Labels:
anti bom buku,
buku humor,
buku masa depan,
ebook,
grant snider,
ipad,
kartun,
kindle,
the new york times
Subscribe to:
Posts (Atom)