Wednesday, January 16, 2013

APE : Bangkitkan Gorilla Pada Diri Anda !

Oleh : Bambang Haryanto
Email : humorliner (at) yahoo.com



Guy Kawasaki.
Bila Anda belum mengenalnya, carilah dulu via Google.
Saya menemukan info tentang dirinya di Wikipedia.


Bintangnya sama dengan saya : Virgo. Ia lahir tanggal 30 dan saya 24 Agustus.

Ketika Guy Kawasaki berhalo-halo di akun Facebooknya, "adakah blogger yang berminat menulis tinjauan buku APE saya ?," saya pun mendaftar. Modal nekad saja.

Saya mengaku sebagai wong Wonogiri dan membanggakan diri punya blog berisi ngobrol-ngobrol tentang buku yang melintas dalam hidup saya. Guy Kawasaki ternyata berbaik hati menanggapi. Kini saya punya PR, membaca-baca bukunya dengan topik yang selama ini ingin saya dalami : sebagai pengarang, sekaligus penerbit dan entrepreneur

Disingkat sebagai APE. Reputasi seorang Guy Kawasaki, merupakan jaminan kualitas akan isi buku tersebut. Dengan langkah tepat, seperti dibincangkan dalam buku ini, Anda sebagai penulis mampu menjadi gorila dalam dunia penerbitan buku di era digital ini. Tetapi untuk melangkah menuju sukses, banyak hambatannya. Nikmati anekdot yang memikat plus lucu dari Guy Kawasaki ini : 

"Ketika saya meminta pendapat lima orang yang saya nilai sebagai pakar penerbitan buku secara mandiri,yang muncul justru delapan pendapat dan dua diantaranya saling bertentangan" (hal.viii).

Sebelumnya ia bilang, "menerbitkan buku secara mandiri seperti kita berenang dan terkepung buaya." (hal.vii). Tapi percayalah, bila Anda punya keberanian seperti aksi heroik Joko Tingkir, buaya-buaya itu mudah Anda kendalikan dan bahkan akan membantu sukses Anda !


Fenomena yang juga menarik dari diri dan bukunya adalah hadirnya gagasan-gagasan baru ketika bukunya itu menjadi wacana para pembacanya di dunia digital. Pembaca itu bersemangat memberikan komentar dan berbagi dengan pembaca lainnya.

Sekadar contoh kutipan dari buku itu yang dipilih oleh pembaca :

“Menulislah setiap hari. Kebiasaan menulis tiap hari mampu mengendalikan perasan ragu dan mencegah mogok menulis. Mungkin hanya menulis satu-dua alinea, merevisi garis besar, atau memperhalus “muntah-muntah” Anda.

Tetapi bila Anda menunggu untuk mulai menulis ketika kondisi keuangan Anda terjamin, ketika anak-anak cukup pangan, cukup sandang dan nilai-nilai rapornya membanggakan, dan pemanasan global telah berhenti, Anda tak akan pernah menulis sama sekali. Baik ketika kecebur di api neraka atau saat air banjir merendam diri Anda sebatas leher, tetaplah menulis, bila pun itu hanya lima menit sehari. “

Pepatah China mengatakan : “Orang yang menunggu masuknya bebek panggang ke dalam mulutnya harus mau menunggu lama, sangat lama sekali.”


PS : Sepertinya kok tidak banyak pustakawan yang bersemangat bercerita tentang buku, apalagi tentang menulis buku. Buktikan dugaan saya itu salah. Silakan menuliskan komentar Anda.

Wonogiri, 17/1/2013